I. PENDAHULUAN
Dalam geografi tumbuhan, daerah yang di capai merupakan subjek studi yang paling utama, meskipun hal ini dapat dipengaruhi oleh sejarah masa lampau dan selanjutnya sangat dibatasi oleh fisiologi tumbuhan itu sendiri, daerah itu sampai suatu tingkat yang tinggi, dan fungsi kemampuan tumbuhan itu sendiri. Dalam analisis akhir, Perluasan areal sering dibatasi oleh reaksi ekologi tumbuhan terhadap lingkungan baru, yang mungkin, sebagai contoh, bagi tumbuhan itu merupakan tempat yang terlalu dingin atau terlalu kering untuk dapat tumbuh tetap di situ.
Reaksi yang demikian ini terutama bersifat fisiologis, dan meskipun hasilnya sering berupa kemampuan untuk mengadakan adaptasi pada umumnya reaksi-reaksi itu menentukan luas daerah yang secara pontensial atau secara actual benar-benar dapat di huni tumbuhan itu, bila terjadi pemencaran (dispersal) yang sepenuhnya efektif. Areal sebenarnya berada dalam potensi fisiologi untuk sebagian besar ditentukan oleh penghalang keberhasilan perpindahan.
II. PEMBAHASAN
A. Pengertian geografi tumbuhan
Biologi merupakan ilmu yang mempelajari kehidupan makhluk hidup. Studi tentang makhluk hidup ini bercabang dua yaitu ilmu tumbuhan (botani) dan ilmu hewan (zoologi).
Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena-fenomena geosfera yaitu atmosfera, hidrosfera, litosfera, dan biosfera dengan sudut pandang kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biologi yang dikaitkan dengan geografi memunculkan biogeografi, yaitu ilmu yang mempelajari penyebaran makhluk hidup diatas permukaan bumi serta hubungan-hubungannya dengan ruang dan waktu.
Biogeografi ini terbagi atas tiga disiplin ilmu yaitu geografi manusia (human geography), geografi hewan (zoogeography) dan geografi tumbuhan (plant geography = Phythogeography).
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
Geografi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena tumbuhan dalam hal persamaan maupun perbedaan dalam kaitannya dengan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan. Demikian juga dengan geografi hewan adalah sebagai ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena dunia hewan yang berkaitan dengan aspek kelingkungan maupun kewilayahan dalam konteks keruangan.
B. Pengertian pemencaran pada tumbuhan
Pemencaran dan perpindahan merupakan dua aktivitas yang berlainan, walaupun mempunyai kaitan yang erat. Pemencaran hanya melibatkan diseminasi dari induk dan penyebaran ( dalam arti dinamik) ke suatu tempat yang baru, sedang perpindahan mencakup pula keberhasilan pertumbuhan dan penghunian yang tetap. Pemencaran merupakan proses esensial yang mendahului migrasi, yang sesungguhnya hanya dapat tercapai dengan penghuniantetap di tempat yang baru. Di dalam alam hanya sebagian kecil begian tubuh tumbuhan yang dapat dipancarkan, dan yang dapat dengan tepat disebut sebagai diseminul atau diaspora, benar-benar tumbuh di sutu tempat dan benar-benar melakukan migrasi. Bukan hanya karena sebagian besar telah mati awal (premature) atau jatuh di tanah gundul,atau terhenti di tempat yang tidak member kesempatan bagi mereka untuk mulai dengan suatu kehidupan baru, atau gagal untuk mempertahankan diri dalam perjuangan melawan persaingan yang lebih kuat, tetapi kondisi ekologi dan reaksi fisiologi harus terletak dalam batas-batas yang sempit untuk keberhasilan terakhir.
C. Model pemencaran berdasarkan faktor yang mempengaruhi
1. Pemencaran Tumbuhan Tanpa Bantuan Faktor Luar
Cara pemencaran ini dinamakan pula pemencaran mekanik. Pemencaran ini disebabkan oleh proses yang terjadi pada organism itu sendiri sehingga jarak pemencarannya tidak begitu jauh dari induknya. Pemencaran tanpa bantuan factor luar dapat dilakukan melalui pertumbuhan bagian vegetatif, mekanisme letupan, dan gerak higroskopis. Pemencaran ini biasanya menggunakan alat pemencaran yang biasanya tidak memungkinkan penyebaran yang luas.
a. Pemencaran melalui Pertumbuhan Bagian Vegetatif
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya:
Bagian vegetatif yang biasanya digunakan dalam pemencaran tumbuhan adalah akar, batang, daun, dan buah beserta modifikasinya. Bagian vegetatif ini tidak memungkinkan penyebaran yang luas, misalnya:
Ø Stolon atau Geragih
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Batang yang menjalar di atas tanah, Tunas tumbuh di sepanjang batang. Contoh : pada rumput teki, pegagan, rumput gajah, strawberi.
Ø Umbi Batang
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
Bagian batang yang digunakan untuk menyimpan makanan umbi, ini mempunyai banyak tunas, bila keadaan lingkungan cocok, mata tunas akan tumbuh menjadi tumbuhan baru. Contoh : kentang.
Ø Umbi Lapis
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli.
Merupakan batang dengan ruas-ruas yang sangat pendek dan sangat rapat. Pada setiap ruas terdapat lapisan sisik yang merupakan modifikasi dari daun. Contoh : bawang merah, bakung, tulip, leli.
Ø Akar Rimpang atau Akar Tinggal (Rizom)
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
Merupakan batang yang menjalar di bawah permukaan tanah. Contoh : beberapa jenis rumput, kunyit, lengkuas, jahe, dahlia.
b. Pemencaran melalui Mekanisme Letupan
Mekanisme pemencaran melalui letupan biasanya tumbuh denngan intensif sehingga menjadi keuntungan besar dalam migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan yang dapat menembakan benihnya ke luar, sekaligus dapat melontarkan benih itu ke dalam angin yang sedang bertiup atau kepada hewan yang sedang lewat yang akan membawa benih tadi sampai sejauh beberapa mil. Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.
Mekanisme pemencaran melalui letupan biasanya tumbuh denngan intensif sehingga menjadi keuntungan besar dalam migrasi tumbuhan. Maka, tumbuhan yang dapat menembakan benihnya ke luar, sekaligus dapat melontarkan benih itu ke dalam angin yang sedang bertiup atau kepada hewan yang sedang lewat yang akan membawa benih tadi sampai sejauh beberapa mil. Mekanisme pemencaran letupan umumnya dilakukan oleh tumbuhan polong-polongan, seperti turi. Tanaman lainnya misalnya jarak (Ricinus communis), bunga keembung, dan karet (Hevea brasiliensis) juga melakukan pemencaran dengan cara ini. Melalui mekanisme pemencaran ini, buah akan pecah melontarkan buah ataupun sporanya.
c. Pemencaran melalui Mekanisme Gerak Higroskopis
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut.
Mekanisme pemencaran ini juga berupa letupan, namun terjadinya jika dalam kondisi basah. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran seperti ini adalah pacar air dan kapsul spora pada lumut.
2. Pemencaran Tumbuhan dengan Bantuan Faktor Luar
Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
Pemencaran tumbuhan dapat pula dibantu oleh factor luar. Alat pembiakan tumbuhan yang pemencarannya dibantu oleh factor luar tersebut biasanya memiliki beberapa modifikasi yang mendukung proses pemencaran tersebut. Berdasarkan factor yang menjadi perantara dalam penyebarannya, pemencaran jenis ini dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu berdasarkan bantuan angin, bantuan air, bantuan hewan, dan bantuan manusia.
a. Pemencaran dengan Bantuan Angin (Anemokori)
Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran. Berdasarkan modifikasi alat kembang biak tersebut, pemencaran secara anemokori dilakukan dengan cara berikut.
Anemokori (Anemos berarti angin dan chorein berarti penyebaran) akan berlangsung efektif jika alat kembang biak yang dipencarkan mengalami modifikasi yang mendukung gerak pemencaran. Berdasarkan modifikasi alat kembang biak tersebut, pemencaran secara anemokori dilakukan dengan cara berikut.
Ø Buah bersayap
Buah ini yang terutama juga terdapat pada pohon-pohon dan semak-semak, merupakan buah yang mengalami modifikasi sedemikian rupa, sehingga menyebabkan pada waktu lepas oleh angin , setidak-tidaknya keluar dari pengaruh lingkungan dekatinduknya,atau untuk menggelinding pergiseperti halnya pada buah-buah yang menggelembung. Sering kali penerbangannya bersifat terpuntir-puntir, dan jarak yang dicapai tidak begitu jauh. Tiap buah, seperti pada Betula spp., atau separuh buah yang terpisah, seperti pada Acer spp., biasanya salah satu bijinya berfungsi.
Ø Biji Bersayap
Pada biji-biji bersayap ini biasanya terdapat bagian kulit yang tipis yang membentuk sayap, yang bila biji-biji itu dibebaskan misalnya dengan pecahnya kulit buah biji yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar itu akan terbawa oleh angin dan memungkinkan biji dipencarkan lebih jauh. Biasanya gerak pemencaran kelompok biji ini dengan cara meluncur dan memutar. Tumbuhan yang melakukan cara ini diantaranya adalah pinus, mahoni (Sweitenia mahagoni), angsana (Pterocarpus sp.), mapel, damar (Agathis alba), meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae.
Pada biji-biji bersayap ini biasanya terdapat bagian kulit yang tipis yang membentuk sayap, yang bila biji-biji itu dibebaskan misalnya dengan pecahnya kulit buah biji yang dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar itu akan terbawa oleh angin dan memungkinkan biji dipencarkan lebih jauh. Biasanya gerak pemencaran kelompok biji ini dengan cara meluncur dan memutar. Tumbuhan yang melakukan cara ini diantaranya adalah pinus, mahoni (Sweitenia mahagoni), angsana (Pterocarpus sp.), mapel, damar (Agathis alba), meranti (Shorea sp) dan tanaman suku Dipterocarpaceae.
Ø Buah berjambul/berjumbai
Dalam golongan ini termasuk tumbuhan taraxacum spp. Yang lazim dikenal, buah seperti bulu yang panjang seperti Avena spp., (Genum), dan buah-buahan berambut sutra pada rumput kapas (Eriophorum spp.). Alat-alat tambahannya menyebabkan buah-buahan itu terlepas dari angindan melayang-layang pergi, sering untuk jarak yang cukup jauh.Tumbuhan yang bersangkutan biasanya berupa terna dan mencakup banyak rambut.
Ø Biji Berjambul/berjumbai
Jambul pada buah merupakan alat tambahan hasil perluasan kulit buah yang berguna untuk melayang pada saat jatuh sehingga dapat terpencar lebih jauh. Jambul tersebut dapat berupa rambut jambut (pappus), misalnya pada aster dan Gerbera, ataupun berupa rambut wol, misalnya pada kapas.
Ø Biji Serbuk dan Spora
Ukuran biji dan spora yang sangat kecil memungkinkan alat perkembangbiakan ini terbawa angin sampai ke tempat yang jauh. Contoh tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah jamur dan anggrek.
Ø Rumput Gulung (rumput lomba-lomba)
Istilah “rumput gulung” digunakan untuk menggambarkan pemencaran berupa tercabutnya biji dalam buah atau perbungaan yang bergulung-gulung di permukaan tanah akibat tiupan angin yang mengakibatkan biji terpencar sepanjang daerah yang dilaluinya. Rumput-rumput yang demikian itu, atau sebagian tubuhnya yang mengandung biji, cenderung untuk menggulung disaat angin melintasi lahan terbuka, biasanya menaburkan biji-biji atau buahnya pada waktu yang bergulung-gulung. Pada umumnya tumbuha itu merupakan tanaman berumur pendek yang bercabang-cabang rapat yang kaku dan memencar dari suatu batang yang terletak di pusat dan keseluruhan mempunyai bentuk yang membulat.
Istilah “rumput gulung” digunakan untuk menggambarkan pemencaran berupa tercabutnya biji dalam buah atau perbungaan yang bergulung-gulung di permukaan tanah akibat tiupan angin yang mengakibatkan biji terpencar sepanjang daerah yang dilaluinya. Rumput-rumput yang demikian itu, atau sebagian tubuhnya yang mengandung biji, cenderung untuk menggulung disaat angin melintasi lahan terbuka, biasanya menaburkan biji-biji atau buahnya pada waktu yang bergulung-gulung. Pada umumnya tumbuha itu merupakan tanaman berumur pendek yang bercabang-cabang rapat yang kaku dan memencar dari suatu batang yang terletak di pusat dan keseluruhan mempunyai bentuk yang membulat.
Tumbuhan yang melakukan pemencaran ini adalah rumput grinting (Spinifex sp.) yang hidup di pantai, distel Rusia (Salsola pestifer) di Amerika Utara dan Erynngium sp, di batas utara Sahara di Mesir.
Ø Pedupaan (Lontaran)
Mekanisme pemencaran jenis ini untuk menggambarkan keluarnya biji-bii dari buah yang berlubang yang terletak pada pucuk tangkai akibat bergoyangnya buah karena bertiup angin atau terguncang oleh sentuhan hewan yang lewat. Tangkai yang panjang dan tinggi melengkung akibat tiupan angin dan kemudian melengkung kembali dengan serta melontarkan sebagian isi buahnya ke luar ke arah berlawanan. Buah opium (Popover somniferum) dan Aristolochia merupakan contoh tumbuhan yang memencarkan bijinya melalui pedupaan.
Mekanisme pemencaran jenis ini untuk menggambarkan keluarnya biji-bii dari buah yang berlubang yang terletak pada pucuk tangkai akibat bergoyangnya buah karena bertiup angin atau terguncang oleh sentuhan hewan yang lewat. Tangkai yang panjang dan tinggi melengkung akibat tiupan angin dan kemudian melengkung kembali dengan serta melontarkan sebagian isi buahnya ke luar ke arah berlawanan. Buah opium (Popover somniferum) dan Aristolochia merupakan contoh tumbuhan yang memencarkan bijinya melalui pedupaan.
Ø Lain organ atau lain cara
Dalam kategori ini termasuk potongan-potongan tumbuhan epifit (tumbuhan yang hidup pada tumbuhan lain) seperti misalnya lumut Spanyol ( tillandsia usneoides) yang terhembus ke tempat-tempat baru pada poohon tempat tumbuhnya, sering dalam jumlah yang melimpah. Biji-biji yang kebetulan melekat atau ikut tergulung dalam daun-daun kering terangkut bersama daun-daun itu sampai jarak yang cukup jauh. Biji-biji atau buah-buah yang menempel pada tangkai-tangkai berperekat (misalnya pada penangkap lalat, lychnis spp.) yang terhembus angin setelah terlepas dan soredium lumut kerak, demikian pada kuncup-kuncup eram misalnya yang terdapat pada rumput seperti Poa alpina,yang mungkin berguna untuk pemencaran oleh angin.
Dalam pemencaran tumbuhan dengan bantuan angin, terdapat pula halangan-halangan yang sering menghalangi tumbuhan untuk tumbuh lebih efektif. Pada daerah terbuka seperti padang, kutub ataupun pegunungan yang tinggi tidak berpohon, pemencaran ini sangat mudah hingga dapat ditemukan proporsi yang luar biasa dari tumbuhan asli yang dipencarkan oleh angin. Berbeda dengan daerah yang memiliki vegetasi yang lebat seperti hutan rimba, pemencaran angin kurang efektif. Penghalang lain adalah ketika biji yang disebarkan jatuh di daerah air, meskipun pada jalur air sekalipun. Oleh sebab itu, tumbuhan yang pemencarannya tergantung pada biji atau buah sayap, jarang sekali ditemukan di kepulauan di tengah-tengah samudra.
Deretan pegunungan juga terbukti merupakan penghalang dalam berbagai hal, meskipun semakin ringan benihnya semakin mudah benih untuk terhembus melalui pegunungan. Begitupula dengan tebing, dinding dan pagar dengan dengan kemiringan tertentu.
b. Pemencaran dengan Bantuan Air (Hidrokori)
Bentuk-bentuk kehidupan tumbuhan yang paling awal mungkin dipencarkan oleh air dan bersifat akuatik, dan air memainkan peranan yang sangat penting dalam pemencaran tumbuhan khususnya yang tumbuh di air atau didekatnya. Setiap jenis benih yang ringan berkemungkinan untuk dipencarkan oleh air secara efektif sampai batas kemampuannya untuk mengapung dan mempertahankan daya untuk berkecambah, yaitu ketika benih jenuh akan air dan tenggelam atau menjadi busuk (gagal). Persyaratan utama dalam pemencaran oleh air adalah daya apung yang cukup dan impermeabilitas bagi air.
Alat perkemban biakan yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang mempunyai berat jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan.
Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio.
Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah kelapa (Cocos nucifera), tanaman bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis, dan teratai (Lotus sp.). Alat perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok (Eichornis crassipes).
Alat perkemban biakan yang sesuai untuk pemencaran dengan bantuan air ini adalah yang mempunyai berat jenis biji lebih kecil daripada air dan memiliki pelindung bagi embrionya sehingga selama dalam air tidak mengalami kerusakan.
Tanaman yang disebarkan dengan cara ini biasanya mempunyai struktur buah dengan 3 lapis kulit, eksokarp (lapisan terluar), licin dan berkilat dan kedap air, mesokarp (lapisan tengah), tebal dan banyak rongga udara sehingga mengapung di air, endokarp (lapisan dalam) yang keras dan kuat sebagai pelindung lembaga/embrio.
Contoh tumbuhan yang dipencarkan dengan bantuan air adalah kelapa (Cocos nucifera), tanaman bakau (Baringtonia sp.), nyamplung (Calophyllum sp.), Vallisneria spiralis, dan teratai (Lotus sp.). Alat perkembangbiakan yang dihanyutkan air tidak hanya berupa buah, tetapi juga dapat berupa tunas (anak) yang terpisah dari induknya dan kemudian terapung, misalnya eceng gondok (Eichornis crassipes).
Cara utama pemencaran oleh air :
Ø Arus laut
Arus laut dapat menyebabkan pemencaran jarak jauh yang sangat efektif untuk jenis benih yang mampu mengapung selama waktu yang panjang tanpa menjadi jenuh oleh air dan juga termasuk dalam jenis tumbuhan (benih normal) yang mampu hidup di daerah pesisir sehingga dapat tinggal menetap di bawah kondisi kadar garam tinggi (pantai berpasir, berlumpur). Contoh jenis tumbuhan yang tumbuh di rawa-rawa bakau yaitu berupa jenis Rhizophora dan Avicennia yang dalam penyemaianya mampu meengapung sangat luas. Contoh lain yang sangat menonjol melalui pemenaran oleh air laut adalah rumput laut (Angiospermae).
Ø Sungai dan selokan
Sungai dan selokan biasa mengangkut buah, biji dan bagian-bagian lain pada tumbuh-tumbuhan yang terkadang bergerak jauh hingga ke laut. Pemencaran dengan air hanya terbatas pada arah aliaran air dan daratan yang bersangkutan, dikaraenakan benih yang tumbuh tidak mampu mencakup ke area yang lebih luas (bukan tumbuhan pantai atau laut sehingga tidak mampu bertahan jika terlalu lama mengapung di samudera). Dengan demikian semua cara biji, buah dan tumbuhan air atau tumbuhn yang hidup di tepi-tepi sungai dapat terlihat di antara reruntuhan yang mengapung ke arah hilir dan terdampar sebagai tempat yang cocok untuk tumbuhan berkembang, sedangkan di muara-muara yang dipengaruhi pasang surut benih mampu berpindah jauh hingga ke muara sungai. Contoh tumbuhannya adalah gulma kolam (Potamogeton Spp.) yang buahnya mampu mengapung di aatas air dalam waktu yang cukup lama (berbulan-bulan) dan teratai kuning (Nuphar lutea) yang buahnya mampu bertahan beberapa hari sebelum akhirnya membusuk. Sedangkan contoh biji-bijian Leucojum aestivum.
Ø Penghanyutan oleh hujan, banjir, dan danau
Air hujan tidak hanya memercikan ke luar biji atau spora dari organ-organ yang terbuka, tetapi jika membentuk aliran dapat membawa biji atau spora lebih jauh daripada factor yang lain. Hampir setiap tumbuhan dapat dipencarkan secara drastic oleh banjir, seperti penumbangan pohon dan pengangkutan semua jenis reruntuhan yang dapat mencapai jarak cukup jauh hingga terdampar di dataran banjir berlumpur yang cocok untuk ditempati oleh tumbuhan yang mengadakan migrasi.
Pada danau cara pemencaran dan jenis-jenis tumbuhan yang dipencarkan hampir sama dengan yang terjadi di sungai-sungai, tetapi terdapat lebih banyak keterbatasan pemencaran bagi jenis-jenis tumbuhan akuatik dan semi akuatik, dan jarak pemencaran pendek. Umumnya tumbuhan yang tumbuh berupa tumbuhan berupa tumbuhan bergabus atau mengandung udara sehingga dapat mengapung atau bagian vegetatif yang melayang-layang terlepas oleh hewan atau unggas liar.
Ø Gunung es atau gumpalan es
Es yang mengapung ke arah hilir di sungai-sungai atau hanyut ke danau memilki peranan penting sebagai pengangkut benih yang tidak dapat mengapung. Sebagai contoh Puccinellia phryganodes.
Selain pemencaran dapat dilakukan oleh air tidak semua hal tersebut dapat dilakukan dikarenakan adanya penghambat jalannya pemencaran, antara lain tidak tersedianya air yang cukup, setiap rintangan penghalang gerak air, pembekuan yang terjadi hingga dasar air, samudera yang luas bagi benih yang tidak dapat mengapung dan hidup lama, begitupula pengaruh iklim yang berbeda sehingga tidak sesuai untuk menetapkan tumbuhan yang ditransportasikan.
c. Pemencaran dengan Bantuan Hewan (Zookori)
Pada pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh hewan (epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses (endozookori).
Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus seperti memiliki penait, duri-duri, dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan secara epizookori adalah rumput jarum (Andropogon aciculatus) dan pulutan (Polanisia viscosa). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan secara zookori dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok binatang yang memencarkannya.
Pada pemencaran ini, alat perkembangbiakan mungkin menempel pada bagian luar tubuh hewan (epizookori) atau dimakan kemudian dikeluarkan besama-sama feses (endozookori).
Alat perkembangbiakan yang dipencarkan dengan cara epizookori mempunyai cirri-ciri khusus seperti memiliki penait, duri-duri, dan rambut yang keras dan runcing. Contoh tumbuhan yang dipencarkan secara epizookori adalah rumput jarum (Andropogon aciculatus) dan pulutan (Polanisia viscosa). Alat perkembangbiakan yang dipencarkan secara zookori dapat dikelompokkan berdasarkan kelompok binatang yang memencarkannya.
Ø Entomokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga, misalnya wijen (Sesamum sp., dan tembakau (Nicotiana tabacum).
Pemencaran ini dilakukan dengan perantaraan serangga. Pemencaran ini biasanya terjadi pada tumbuhan yang bijinya kecil dan mengandung lemak sehingga menarik serangga, misalnya wijen (Sesamum sp., dan tembakau (Nicotiana tabacum).
Ø Ornitokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara burung. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara ornitokori adalah memiliki biji yang tidak dapat dicerna burung dan dikeluarkan bersama kotoran, misalnya beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp.), dan kersen (Muntingia calabura).
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara burung. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara ornitokori adalah memiliki biji yang tidak dapat dicerna burung dan dikeluarkan bersama kotoran, misalnya beringin (Ficus benjamina), benalu (Loranthus sp.), dan kersen (Muntingia calabura).
Ø Kiropterokori
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara kelelawar. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat dicerna dan buah memiliki aroma yang harum, misalnya apel dan sawo.
Pemencaran ini dilakukan dengan perantara kelelawar. Ciri-ciri tumbuhan yang pemencarannya secara kiropterokoti adalah biji tidak dapat dicerna dan buah memiliki aroma yang harum, misalnya apel dan sawo.
Ø Mamakori
Pemencaran ini dilakukan oleh hewan menyusui seperti musang. Contoh tanaman yang pemencarannya secara mamakori adalah kopi (Coffes sp.) dan pupulutan (Urena lobata).
Pemencaran ini dilakukan oleh hewan menyusui seperti musang. Contoh tanaman yang pemencarannya secara mamakori adalah kopi (Coffes sp.) dan pupulutan (Urena lobata).
Ø Hewan rendah
Salah satu hewan rendah yang mampu memencarkan biji atau buah adalah jenis ikan air tawar, yang sebagian besar bukan merupakan pemakan daging. Banyak diantara ikan-ikan tersebut mrupakan pemakan tumbuhan terutama biji tumbuhan air atau tumbuhan semi akuatik, dan beberapa jenis ikan ada yang bermigrasi lewat darat, biasanya melalui rumput basah. Contoh tumbuhan yang dipencarkan oleh hewan tipe ini antara lain kacang rawa (Menyanthes trifoliate) dan gulma kolam (potamogeton).
d. Pemencaran dengan Bantuan Manusia (Antropokori)
Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui. Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan manusia.
Manusia secara sengaja atau tidak sengaja dapat memencarkan alat perkembangbiakan tumbuhan. Manusia merupakan penyebab perubahan vegetasi yang paling aktif, termasuk pemencaran tumbuhan. Apalagi di jaman modern. Dengan perjalanan di dunia dalam jumlah yang kian lama semakin besar dan dengan kecepatan dan kemudahan yang terus-menerus meningkat, manusia selalu mengangkut benih tumbuhan baik sengaja maupun tidak diketahui. Sebagai contoh manusia secara sengaja mendatangkan kina dari Amerika Selatan, kopi dan kelapa sawit dari Afrika ke Indonesia. Secara tidak sengaja, manusia memakan buah yang bijinya tidak tercerna dan dikeluarkan bersama kotoran, dapat pula biji rumput-rumputan yang menempel pada baju/celana. Akibatnya, hanya sedikit tempat di bumi ini yang vegetasi dan flora penyusunnyatidak menunjukan adanya bekas campur tangan manusia.
Pada waktunya tanda-tanda adanya campur tangan manusia akan semakin hilang, namun campur tangan ini sudah semakin luas dan mengaburkan tumbuhan-tumbuhan endemic disuatu daerah dan semakin mengaburkan daerah asal tumbuhan.
D. Penghalang pemencaran pada tumbuhan
Jika kita membayangkan bahwa pada banyak jenis tumbuhan berbunga, seperti misalnya sisymbrium Sophia dan Amaranthus retroflexus, satu batang tumbuhan dapat menghasilkan sejuta biji atau lebih dalam satu musim panas, dan bahwa beberapa jenis tumbuhan spora, seperti “jamur kelentos raksasa“ (Lycoperdon “Calvatia“ giganteum) dapat menghasilkan berjuta spora, namun tidak adasatupun yang memenuhi bumi. Maka jelas bahwa hanya satu bagian yang sangat kecil dari benih tumbuhan yang dapat memenuhi atau benar-benar mencapai target. Untuk mewujudkan potensialnya yang penuh, suatu alat perkembangbiakan (calon tumbuhan baru) harus berkembang menjadi tumbuhan dewasa, yang pada pada waktunya mengadakan perkembangbiakan. Jumlah kematian yang menakjubkan disebabkan adanya kegiatan berbagai macam penghalang, baik terhadap pemencaran maupun terhadap kemampuan untuk mempertahankan diri yang sesungguhnya. Penghalang-penghalang tersebut dapat dibedakan dalam empat tipe utama :
1. Fisiografi
Fisiografi merupakan penghalang yang disebabkan oleh sifat permukaan bumi. Salah satu contoh yang paling jelas adalah wilayah perairan yang samgat luas untuk tumbuhan darat. Dan tumbuhan permukaan air adalah daratan yang sangat luas. Penghalang fisiografik lain dapat berupa gunung-gunung, baik yang berwujud rintangan langsung yang bersifat mekanik maupun tidak langsung dengan mengubah keadaan iklim dan sejenisnya seperti suhu udara dan angin. Banyak angin setempat ditumbuhkan oleh kombinasi factor-faktor fisiografi dan iklim yang merupakan penghalang nyata bagi pemencaran ke suatu arah, tetapi factor tersebut juga dapat membantu di lain arah.
2. Iklim
Iklim dapat mencakup suhu yang berbeda-beda, kelembaban, cahaya, dan keadaan lain. Ketergantungan yang erat antara tumbuhan dan kondisi iklim mengakibatkan lingkungan vegetasi dan iklim cenderung menunjukan kesamaan satu dengan yang lain, dimana iklim dapat menentukan batas-batas umum suatu persebaran tumbuhan. Perubahan iklim yang besar merupakan pnghalang yang benar-benar tak dapat diatasi bagi tumbuhan yang baru mengalami migrasi. Berikutnya, setiap keadaan termasuk juga tenggang waktu, yang terbukti dapat menjadi factor utama penyebab kematian paada benih.
3. Tanah
Kondisi tanah yang berupa kombinasi maupun terpisah-pisah menyebabkan wilayah persebaran tumbuhan menjadi terbatas. Hal ini dapat berupa faktor-faktor tanah yang berbeda-beda, antara lain berupa faktor edafik yaitu termasuk dalam struktur fisik, komposisi kimia, kandungan lengas, keadaan suhu, dan termasuk kandungan-kandungan organisme-organisme hidup, yang masing-masing dapat mencegah suatu benih untuk menetap di daerah baru, walaupun demikian perkecambahan dapat terlaksana dengan baik.
4. Makhluk hidup (termasuk tumbuhan lain)
Persaingan untuk mendapatkan ruangan, cahaya, air, dan lainnya dengan tumbuhan lain yang sudah menetap di suatu daerah dan telah tumbuh dalam keseimbangan yang cukup baik dengan kondisi setempat, juga besar kemungkinannya menjadi penghalang yang tak teratasi bagi pendatang baru untuk menetap di suatu tempat, seperti penyenggutan atau gangguan lain oleh hewan dan manusia. Akibatnya, migrasi yang tersebar luas menjadi sangat terbatas pada tempat-tempat yang sedikit banyak dalam keadaan terbuka (belum dihuni) saja, seperti pada tebing-tebing pasir, lahan-lahan yang terganggu, dimana penghalang baru akan memainkan peranannya. Jika hal tersebut tidak terjadi, maka jelas bahwa setiap jengkal tanah atau seleret sinar akan dimanfaatkan, karena memperjuangkan eksistensi merupakan suatu hal yang sangat nyata, terutama terjadi antara organisme di tempat-tempat dengan kondisi kehidupan yang lebih baik dengan faktor-faktor fisik lingkungan di tempat-tempat yang kondisinya buruk.
III. PENUTUP
Pemencaran tumbuhan merupakan salah satu upaya atau cara yang dilakukan oleh tumbuhan itu sendiri maupun adanya faktor luar yang mampu mengembangbiakan dan mampu melestarikan suatu jenis tumbuhan tertentu. Adanya pemencaran tumbuhan di bumi menyebabkan distribusi atau agihan dapat terleksana dengan merata. Peran serta lingkungan sekitar tumbuhan hidup juga mempengaruhi tingkat pemencaran suatu tumbuhan. Sebagai contoh adanya penghalang-penghalang yang berupa perbedaan iklim antara tempat yang satu dengan tempat yang lain akan menyulitkan proses pemencaran. Di dalam proses pemencaran itu sendiri terdapat keanekaragaman model pemencaran, yang keseluruhanya memilki kekhasan masing-masing. Dari kekhasan itulah model pemencaran antara jenis yang satu dengan yang lain dapat teridentifikasi.
Daftar Pustaka
Polunin, Nicolas. 1990. Pengantar Geografi Tumbuhan dan Beberapa Ilmu Serumpun. Yogyakarta: Gajah Mada University Press
http://ezzahhidayati.blogspot.com/2011/03/pemencaran-tumbuhan-dengan-bantuan.html : di unduh pada tanggal 9 September 2011
http://muzadration.blogspot.com/2010/04/anemokori-anemochory.html : di unduh pada tanggal 9 September 2011
http://lena-unindrabio2a.blogspot.com/2010/10/pemencaran-organisme.html : di unduh pada tanggal 9 September 2011
http://zona8b.blogspot.com/2009/05/pemencaran-tumbuhan.html : di unduh pada tanggal 10 September 2011
http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.inhs.uiuc.edu/~dwenny/documents/EER2001.pdf : di unduh pada taggal 11 September 2011
http://www.ksda-bali.go.id/?page_id=33 : di unduh pada tanggal 11 september 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar